Selasa, 22 Maret 2011

Tindakan kecil bisa mengubah dunia

Isa Alamsyah

Banyak yang mengira, untuk mengubah dunia kita harus mempunyai karya besar.
Atau mungkin kita menganggap mereka yang mengubah dunia harus mempunyai jabatan tinggi dan berpengaruh.
Kenyataannya jika kita melihat sejarah dunia, seringkali peristiwa besar terpicu oleh hal yang sederhana.
Contoh yang paling dekat adalah kasus yang menimpa Bouazizi, dari Tunisia.
Ia hanya seorang pedagang kaki lima.
Sebenarnya ia adalah seorang sarjana, karena sulit mendapat kerja ia mengadu nasib dengan menjadi pedagang kaki lima.
Baginya mungkin sudah cukup hina bagi seorang sarjana seperti dirinya melipat ijazah, dan mengadu nasib dengan berjualan sayur dan buah buahan di pinggir jalan.
Tapi ternyata masih ada yang lebih merendahkannya.
Sekalipun sudah mengalah dengan nasib, ia masih dikejar kejar polisi (trantip).
Tak tahan dengan tekanan nasib, ia pergi ke ke tempat umum dan mengajukan protes keras dengan membakar diri.
Bouazizi tidak terselamatkan, tapi aksinya memicu perlawanan rakyat Tunisia.
Presiden Ben Ali yang berkuasa selama 23 tahun jatuh, dan lari ke Arab Saudi. Istrinya konon lari ke Dubai dan membawa 1,5 ton emas yang diambil dari bank sentral (wah ini Think Dinar tapi negatif penerapannya).
Terbayangkah?
Kekuasaan 23 tahun jatuh terpicu oleh aksi seorang pedagang kaki lima?
Seandainya saja trantip (polisi) Tunisia bersikap lebih sopan, mungkin ceritanya beda.
Kesimpulannya? Langkah kecil, kesalahan kecil bisa mengubah sejarah.]

Ternyata tidak hanya berhenti di sini.
Kejadian di Tunisia juga memicu gerakan anti pemerintah di Mesir.
Sekalipun sebelumnya juga ada kejadian yang mirip, tapi jatuhnya presiden di Tunisia membuat bangsa Mesir mereka percaya Mubarak juga bisa jatuh.
Dan terbukti, setelah beberapa hari demonstrasi, Mubarak juga jatuh setelah 30 tahun berkuasa.
Lalu gelombang perubahan semakin membesar di dunia Arab dan Afrika Utara.
Yang paling menarik perhatian adalah Libya. Apakah Khadafi akan jatuh?
Mungkin Khadafi tidak pernah menyangka kekuasaan yang digenggamnya selama 41 tahun bisa jatuh karena terpicu oleh aksi seorang pedagang kaki lima di Tunisia.

Jangan remehkan setiap langkah?
Setiap langkah kebaikan, sekalipun kecil memberi andil, dan punya potensi mengubah dunia.

Mungkin langkah Anda dan keluarga menonton film inspiratif, seperti Rumah Tanpa Jendela, merupakan salah satu peran Anda mendukung perubahan.
Mungkin langkah Anda membeli buku inspiring merupakan salah satu peran Anda mendukung perubahan.
Jangan remehkan kebaikan, sekecil apapun, akan ada nilainya.

******

Mengkaji ulang kata "Terima kasih"

Isa Alamsyah

"Terima kasih" adalah ekspresi yang kita ucapkan ketika ada orang yang menolong ,
membantu atau memberikan sesuatu yang kita miliki.
Kelihatannya sederhana, tapi sebenarnya banyak kajian yang kita bisa bahas dari ungkapan ini.

Di Jepang, ketika kita mendapat pertolongan atau hadiah dari orang lain,
mereka mengucapkan "Arigato" yang diterjemahkan "Terima kasih"
Secara pemakaian, terjemahan itu benar, tapi sebenarnya maknanya jauh berbeda.
"Arigato" makna harfiahnya kurang lebih adalah "Susah benar".
Artinya buat orang Jepang, ketika ada yang menolong maka mereka berpikir bahwa mereka akan bersusah payah untuk membalas kebaikan tersebut.
Jadi buat orang Jepang, ketika di tolong, mereka sudah berpikir bagaimana suatu saat membalas kebaikan ini.

Bagaimana dengan terima kasih?
Jelas kita bisa lihat dua kata "Terima" dan "kasih"
Artinya buat orang Indonesia kalau ada orang yang memberi "kasih" atau menolong karena "kasihan" ya terima saja.
Intinya kita dengan tangan terbuka kita menerima belas kasih orang lain.
Di frase "Terima Kasih" tidak ada nuansa akan membalas budi, membayar pertolongan, atau berdoa. Hanya menerima saja.
Mungkin ini akhirnya berkembang menjadi mental pasif dan nerima lainnya, misalnya:
Mental gratisan: asal ada yang gratis disambar, sekalipun tidak tahu akan bermanfaat atau tidak. Kadang akhirnya dibuang, padahal ada yang lain yang butuh jadi tidak kebagian.
(Di Jepang anak-anak sudah dididik, sekalipun gratisan mereka hanya boleh ambil satu atau secukupnya, bukan sepuasnya).

Dalam bahasa Inggris, mereka mengucapkan "Thanks"
Ini memang ekspresi khusus yang diucapkan untuk menghargai bantuan atau pemberian orang lain. Saya belum menemukan makna khusus kata ini.
Tapi itu tetap bagus, karena bahasa Inggris dan kebanyakan bahasa lain punya ekspresi untuk menghargai bantuan atau pemberian orang lain.
Karena konon ada bahasa yang bahkan tidak punya ekspresi untuk berterima kasih.

Ada yang bilang bahasa asli Timor Timur tidak punya kata seperti "terima kasih".
Mereka mengatakan Obrigado untuk berterima kasih yang sebenarnya merupakan bahasa Portugal.
Beberapa orang yang sinis, memanfaatkan kondisi ini dengan mengatakan orang Timor Timur tidak tahu berterima kasih karena memang tidak ada budaya ini dalam bahasa aslinya.
Saya sendiri percaya ada bahasa asli daerah Timor Timur untuk ucapan terima kasih, hanya saja mungkin karena ratusan tahun (400-an tahun) terjajah Portugal, secara berangsur kata asli untuk berterima kasih tersebut tidak banyak dipakai atau tergantikan akibat terdominasi kata obrigado.
Semoga teman-teman saya ketika meliput di Timor Timur bisa membantu data tambahannya.

Bahasa Arab punya istilah sukron untuk berterima kasih.
Mungkin berakar sama dengan syukur (terima kasih pada Tuhan).
Agak mirip dengan Indonesia Terima Kasih tapi ada nuansa pemberian tersebut merupakan perpanjangan tangan dari Tuhan.
Tapi setelah Islam datang, Muslim dianjurkan untuk mengganti Syukron dengan kalimat
"Jazakumullah" yang artinya "Semoga Allah (Tuhan) Membalas Kebaikanmu".
Kata Jazakumullah merupakan kalimat yang powerful dan kaya makna.
Makna pertama, ketika orang memberi maka kita mendoakan orang tersebut semoga Allah (Tuhan) yang akan membalasnya.
Ini juga mengandung konsep ikhlas, artinya ketika kita membantu orang lain, maka kita hanya berharap balasan dari Yang Di Atas dan tidak membalas dari yang kita tolong.
Karena itu di Islam kita tidak boleh menuntut balas budi orang lain, karena ketika kita menolong maka kita menolong karena Allah dan Allah yang membalas.

Nah sekarang Anda boleh merenungkan kembali apa yang dipilih untuk ucapkan ketika orang menolong Anda.
Kita boleh menambah kalimat "terima kasih" nya dengan tambahan yang memperkuat pendalaman kita terhadap bantuan atau pemberian orang lain, misalnya:
"Terima kasih, saya sangat menghargai kebaikan Anda.
"Terima kasih, semoga saya bisa membalas kebaikan Anda"
"Terima kasih, saya tidak akan lupa kebaikan Anda"
"Terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan Anda:

Artikel ini hanya untuk mengingat kan kita agar tidak dengan mudah menerima kebaikan orang, tanpa berusaha menyelami makna lebih dari itu.

Semoga bermanfaat.



Hadits ttg menuntut ilmu

Hadist Riwayat Imam Muslim.


Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu, Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Alloh akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Alloh akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya. Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Alloh untuk membaca Kitabulloh dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat Alloh akan menyelimuti mereka, dan Alloh memuji mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya lambat, maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya.”