Presiden Indonesia
Presiden Republik Indonesia | |
---|---|
Lambang Indonesia | |
Menjabat selama | 5 tahun, sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk 1 kali |
Pemegang pertama | Sukarno |
Dibentuk | 18 Agustus 1945 |
www.presidenri.go.id |
Wewenang, kewajiban, dan hak
Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain:- Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
- Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
- Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
- Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa)
- Menetapkan Peraturan Pemerintah
- Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
- Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR
- Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
- Menyatakan keadaan bahaya.
- Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
- Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
- Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
- Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
- Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU
- Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
- Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui DPR
- Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung
- Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
Pemilihan
Menurut Perubahan Ketiga UUD 1945 Pasal 6A, Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Sebelumnya, Presiden (dan Wakil Presiden) dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dengan adanya Perubahan UUD 1945, Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR, dan kedudukan antara Presiden dan MPR adalah setara.Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelumnya. Pilpres pertama kali di Indonesia diselenggarakan pada tahun 2004.
Jika dalam Pilpres didapat suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari separuh jumlah provinsi Indonesia, maka dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Jika tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, maka pasangan yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pilpres mengikuti Pilpres Putaran Kedua. Pasangan yang memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres Putaran Kedua dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih.
Pemilihan Wakil Presiden yang lowong
Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, Presiden mengajukan 2 calon Wapres kepada MPR. Selambat-lambatnya, dalam waktu 60 hari MPR menyelenggarakan Sidang MPR untuk memilih Wapres.Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang lowong
Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden keduanya berhalangan tetap secara bersamaan, maka partai politik (atau gabungan partai politik) yang pasangan Calon Presiden/Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pilpres sebelumnya, mengusulkan pasangan calon Presiden/Wakil Presiden kepada MPR.Selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari, MPR menyelenggarakan Sidang MPR untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Pelantikan
Sesuai dengan Pasal 9 UUD 1945, Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat. Jika MPR atau DPR tidak bisa mengadakan sidang, maka Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.Sumpah Presiden (Wakil Presiden) :
"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Janji Presiden (Wakil Presiden) :
"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Pemberhentian
Usul pemberhentian Presiden/Wakil Presiden dapat diajukan oleh DPR.Apabila DPR berpendapat bahwa Presiden/Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden/Wakil Presiden (dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan DPR), DPR dapat mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi, jika mendapat dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota.
Jika terbukti menurut UUD 1945 pasal 7A maka DPR dapat mengajukan tuntutan impeachment tersebut kepada Mahkamah Konstitusi RI kemudian setelah menjalankan persidangan dalam amar putusan Mahkamah Konstitusi RI dapat menyatakan membenarkan pendapat DPR atau menyatakan menolak pendapat DPR. [2] dan MPR-RI kemudian akan bersidang untuk melaksanakan keputusan Mahkamah Konstitusi RI tersebut.
Daftar kabinet Indonesia
Era perjuangan kemerdekaan
No | Nama Kabinet | Awal masa kerja | Akhir masa kerja | Pimpinan Kabinet | Jabatan | Jumlah personil |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Presidensial | 2 September 1945 | 14 November 1945 | Ir. Soekarno | Presiden | 21 orang |
2 | Sjahrir I | 14 November 1945 | 12 Maret 1946 | Sutan Syahrir | Perdana Menteri | 17 orang |
3 | Sjahrir II | 12 Maret 1946 | 2 Oktober 1946 | Sutan Syahrir | Perdana Menteri | 25 orang |
4 | Sjahrir III | 2 Oktober 1946 | 3 Juli 1947 | Sutan Syahrir | Perdana Menteri | 32 orang |
5 | Amir Sjarifuddin I | 3 Juli 1947 | 11 November 1947 | Amir Sjarifuddin | Perdana Menteri | 34 orang |
6 | Amir Sjarifuddin II | 11 November 1947 | 29 Januari 1948 | Amir Sjarifuddin | Perdana Menteri | 37 orang |
7 | Hatta I | 29 Januari 1948 | 4 Agustus 1949 | Mohammad Hatta | Perdana Menteri | 17 orang |
* | Darurat | 19 Desember 1948 | 13 Juli 1949 | S. Prawiranegara | Ketua | 12 orang |
8 | Hatta II | 4 Agustus 1949 | 20 Desember 1949 | Mohammad Hatta | Perdana Menteri | 19 orang |
Era demokrasi parlementer
No | Nama Kabinet | Awal masa kerja | Akhir masa kerja | Pimpinan Kabinet | Jabatan | Jumlah personil |
---|---|---|---|---|---|---|
* | RIS | 20 Desember 1949 | 6 September 1950 | Mohammad Hatta | Perdana Menteri | 17 orang |
9 | Susanto | 20 Desember 1949 | 21 Januari 1950 | Susanto Tirtoprodjo | Pjs Perdana Menteri | 10 orang |
10 | Halim | 21 Januari 1950 | 6 September 1950 | Abdul Halim | Perdana Menteri | 15 orang |
11 | Natsir | 6 September 1950 | 27 April 1951 | Mohammad Natsir | Perdana Menteri | 18 orang |
12 | Sukiman-Suwirjo | 27 April 1951 | 3 April 1952 | Sukiman Wirjosandjojo | Perdana Menteri | 20 orang |
13 | Wilopo | 3 April 1952 | 30 Juli 1953 | Wilopo | Perdana Menteri | 18 orang |
14 | Ali Sastroamidjojo I | 30 Juli 1953 | 12 Agustus 1955 | Ali Sastroamidjojo | Perdana Menteri | 20 orang |
15 | Burhanuddin Harahap | 12 Agustus 1955 | 24 Maret 1956 | Burhanuddin Harahap | Perdana Menteri | 23 orang |
16 | Ali Sastroamidjojo II | 24 Maret 1956 | 9 April 1957 | Ali Sastroamidjojo | Perdana Menteri | 25 orang |
17 | Djuanda | 9 April 1957 | 10 Juli 1959 | Djuanda | Perdana Menteri | 24 orang |
Era Demokrasi Terpimpin
No | Nama Kabinet | Awal masa kerja | Akhir masa kerja | Pimpinan Kabinet | Jabatan | Jumlah personil |
---|---|---|---|---|---|---|
18 | Kerja I | 10 Juli 1959 | 18 Februari 1960 | Ir. Soekarno | Presiden | 33 orang |
19 | Kerja II | 18 Februari 1960 | 6 Maret 1962 | Ir. Soekarno | Presiden | 40 orang |
20 | Kerja III | 6 Maret 1962 | 13 November 1963 | Ir. Soekarno | Presiden | 60 orang |
21 | Kerja IV | 13 November 1963 | 27 Agustus 1964 | Ir. Soekarno | Presiden | 66 orang |
22 | Dwikora I | 27 Agustus 1964 | 22 Februari 1966 | Ir. Soekarno | Presiden | 110 orang |
23 | Dwikora II | 24 Februari 1966 | 28 Maret 1966 | Ir. Soekarno | Presiden | 132 orang |
24 | Dwikora III | 28 Maret 1966 | 25 Juli 1966 | Ir. Soekarno | Presiden | 79 orang |
25 | Ampera I | 25 Juli 1966 | 17 Oktober 1967 | Ir. Soekarno | Presiden | 31 orang |
26 | Ampera II | 17 Oktober 1967 | 6 Juni 1968 | Jend. Soeharto | Pjs Presiden | 24 orang |
Era Orde Baru
No | Nama Kabinet | Awal masa kerja | Akhir masa kerja | Pimpinan Kabinet | Jabatan | Jumlah personil |
---|---|---|---|---|---|---|
27 | Pembangunan I | 6 Juni 1968 | 28 Maret 1973 | Jend. Soeharto | Presiden | 24 orang |
28 | Pembangunan II | 28 Maret 1973 | 29 Maret 1978 | Jend. Soeharto | Presiden | 24 orang |
29 | Pembangunan III | 29 Maret 1978 | 19 Maret 1983 | Soeharto | Presiden | 32 orang |
30 | Pembangunan IV | 19 Maret 1983 | 23 Maret 1988 | Soeharto | Presiden | 42 orang |
31 | Pembangunan V | 23 Maret 1988 | 17 Maret 1993 | Soeharto | Presiden | 44 orang |
32 | Pembangunan VI | 17 Maret 1993 | 14 Maret 1998 | Soeharto | Presiden | 43 orang |
33 | Pembangunan VII | 14 Maret 1998 | 21 Mei 1998 | Soeharto | Presiden | 38 orang |
Era reformasi
No | Nama Kabinet | Awal masa kerja | Akhir masa kerja | Pimpinan Kabinet | Jabatan | Jumlah personil |
---|---|---|---|---|---|---|
34 | Reformasi Pembangunan | 21 Mei 1998 | 26 Oktober 1999 | B.J. Habibie | Presiden | 37 orang |
35 | Persatuan Nasional | 26 Oktober 1999 | 9 Agustus 2001 | Abdurahman Wahid | Presiden | 36 orang |
36 | Gotong Royong | 9 Agustus 2001 | 21 Oktober 2004 | Megawati Soekarnoputri | Presiden | 33 0rang |
37 | Indonesia Bersatu I | 21 Oktober 2004 | 22 Oktober 2009 | Susilo Bambang Yudhoyono | Presiden | 37 orang |
38 | Indonesia Bersatu II | 22 Oktober 2009 | Sedang Menjabat | Susilo Bambang Yudhoyono | Presiden | 38 orang |
Daftar Perdana Menteri Indonesia
Perdana Menteri Indonesia adalah pimpinan kabinet dalam pemerintahan Republik Indonesia yang pernah ada dari tahun 1947 hingga tahun 1959.
A# | I# | Mulai menjabat | Selesai menjabat | Perdana Menteri | Foto | Partai |
---|---|---|---|---|---|---|
1. | 1. | 14 November 1945 | 3 Juli 1947 | Sutan Sjahrir | PSI [1] | |
2. | 2. | 3 Juli 1947 | 29 Januari 1948 | Amir Sjarifoeddin | PSI [1] | |
3. | 3. | 29 Januari 1948 | 16 Januari 1950 | Mohammad Hatta [2] | Non partai | |
4. | 4. | 16 Januari 1950 | 5 September 1950 | Abdul Halim | Non partai | |
5. | 5. | 5 September 1950 | 26 April 1951 | Muhammad Natsir | Masyumi [3] | |
6. | 6. | 26 April 1951 | 1 April 1952 | Sukiman Wirjosandjojo | Masyumi [3] | |
7. | 7. | 1 April 1952 | 30 Juli 1953 | Wilopo | PNI [4] | |
8. | 8. | 30 Juli 1953 | 11 Agustus 1955 | Ali Sastroamidjojo(Periode ke 1) | PNI [4] | |
9. | 9. | 11 Agustus 1955 | 20 Maret 1956 | Burhanuddin Harahap | Masyumi [3] | |
10. | 20 Maret 1956 | 9 April 1957 | Ali Sastroamidjojo(Periode ke 2) | PNI [4] | ||
11. | 10. | 9 April 1957 | 9 Juli 1959 | Djuanda Kartawidjaja | PNI [4] | |
setelah 9 Juli 1959 posisi ini dihapuskan |
Daftar Wakil Presiden Indonesia
daftar Wakil Presiden Indonesia
Catatan kaki
- ^ Jabatan Wakil Presiden Indonesia lowong pada 1956 ketika Hatta mengundurkan diri dari jabatannya karena selisih pendapat dengan Presiden Soekarno. Pada masa pemerintahan Soekarno, jabatan kedua tertinggi di Indonesia adalah perdana menteri (PM), dan setelah turunnya PM Djuanda dan beralihnya Indonesia ke sistem kabinet presidensial pada 1959, yang ada hanyalah jabatan wakil perdana menteri (Waperdam). Jabatan ini baru diisi kembali ketika Orde Baru berkuasa dengan diangkatnya Hamengkubuwana IX sebagai wakil presiden pada 1973.
- ^ Jabatan Wakil Presiden Indonesia lowong pada 1998 ketika Presiden Soeharto mengundurkan diri dan kemudian digantikan oleh Wapres B.J. Habibie. Karena UUD 1945 (sebelum diamandemen) tidak menjelaskan tentang kekosongan jabatan wapres, maka jabatan ini tetap dikosongkan. Jabatan ini baru diisi kembali ketika Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai wapres mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar